Monday 17 February 2014

EXPERIENCE OF MUBALIGH HIJRAH RAMADHAN 1434 H

Sumuran-Kemadang-Tanjung Sari-Gunung Kidul
Mubaligh Hijrah 1434
Kira-kira jam 02:35 saya dan teman-teman dakwah yang lainnya yang ditempatkan di kab gunung kidul mengunjungi terlebih dahulu ke PDM yang bertempat di sekolah SMK. Disana kami bertemu dengan bapak-bapak PCM dan mungkin beberapa ta’mir masjid. Kebetulan pada saat itu dari kurang lebih 20 mubaligh yang akan ditempatkan di kab Gunung Kidul hampir semuanya dari PUTM (putra-putri) hanya seorang mubaligh saja dari UIN jogja.
Karena mubaligh yang sangat minim sedang kebutuhan mubalig di Kab Gunung Kidul itu sngatlah banyak akhirnya para bapak PCM dan para Takmir masjid pun rela menerima apa adanya meskipun mubalig yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh sesuai kebutuhan mereka tapi demi adanya kemerataan mubalig di tiap daerah di gunung kidul akhirnya para bapak itu pun akhlas dan mulai mengajak para mubalig ketempat masing-masing.
Hingga gilaran saya dan dua teman saya yang dijemput oleh bapak PCM kec. Tanjung sari. Dari kedua teman saya itu saya paling terakhir diantarkan ketempat MH, namun sebelum saya diantarkan ketempat MH saya saya diajak dulu kerumahnya pak PCM yang mana disana tempat MH salah satu teman saya. Kemudian saya diceritakan oleh pak PCM “mas di tempat mas itu, saya juga kurang tahu kenapa bapak Anto meminta padaha beliau itu adalah orang NU, jadi nanti mas-nya akan ditempatkan disana”. DeeeRR!!... seketika itu saya terkejut karena saya mengira saya akan ditempatkan ditempat yang tuan rumahnya adalah orang Muhammadiyah. Terkejutnya saya disini bukan terkejut karena takut harus bertempat di dalam keluarga yang ber-ORMAS NU atau harus berdakwah dikalangan yang penduduknya berfaham NU, namun yang saya pikirkan adalah saya harus menyusun ulang strategi berdakwah dengan mereka. Karena sebelumnya saya hanya mempersiapkan strategi berdakwah kepada masyarakat Muhammadiyah dari mulai materi sampai metode atau strategi berdakwah. Sehingga ketika itu saya harus menyusun ulang strategi dan materi yang akan saya sampaikan di medan dakwah nanti.
Setelah diceritakan tentang keadaan masyarakat yang akan saya hadapi nanti, tibalah saatnya saya diantarkan ketempat pak Anto itu, namun ketika sampai disana saya tidak langsung dibawa ketempat pak Anto itu tapi dibawa ketempat warga yang lain karena teryata ditempat yang akan saya sampaikan itu belum dipersiapkan karena memang MH ketika itu berbeda dengan MH yang sebelumnya yang diberangkatkan sehari sebelum ramadhan, akantetapi MH pada saat itu kami deberangkatkan dari PWM tiga hari sebelum ramadhan sehingga tuan rumah kaget dan merasa belum bersiap-siap untuk menyiapkan segala keperluan yang mungkin akan saya perlukan. Akhirnya saya pun ditempatkan di rumah warga semalam dan keesokan harinya barulah saya menempati tempat MH saya yang sebenarnya.
Pagi pertma saya berada di tempat MH saya mencoba melihat lingkungan sekitar dengan berjalan-jalan keliling kampung sambil menghirup udara pegunungan yang segar dan sehat. Selama tiga hari sebelum ramadhan itu saya kebanyakan hanya berdiam diri dirumah karena memang anak-anak sekolah dan para orang tuapun melakukan kegiatan mereka masing-masing termasuk ditempat saya berada. Tuan rumah ditempat saya semuanya bekerja sebagai guru jadi saat mereka berangkat sekolah saya dirumah sendirian. Karena waktu itu saya tidak membawa laptop, akhirnya waktu bayak saya habiskan untuk baca Koran dan kalau sudah bosan sayapun menonton TV.
Tiba waktunya salat tarawih pertama saya berkenalan dengan jamaah sekaligus mengisi kultum setelah tarawih. Alhamdulillah sambutan mereka sangat baik. Meskipun mereka berfaham seperti NU namun mereka tidak pernah melihat saya sebelah mata sehingga saya merasa nyaman dalam berdakwah. Di tempat saya MH memang hanya Cuma ada satu Ustadz sedangkan masjidnya ada dua jadi saya ditempatkan di salah satu masjid tersebut.
Mata pencarian masyarakat disana adalah nelayan, ternak sapi dan petani. Jarak rumah tempat saya ditempatkan dengan pantai sangatlah dekat, mungki hanya 1 KM saja ke pantai Baron. Dengan keadaan geografis seperti itu sayapun tiap pagi sering jalan-jalan dengan anak-anak TPA dan terkadang dengan para remajanya ke pantai baron dan sekitarnya seperti pantai kukup, spanjang, drayani, krakal dll.
Adapun jadwal kultum yang ada di masjid yang saya tempati adalah setelah salat tarawih dan setelah salat subuh. Dikarnakan belum ada jadual kultum jadi selama ramadhan itu hampir setiap hari saya mengisi kultum, kalau tidak setelah salat tarawih berarti keesokan harinya setelah salat subuh, atau bahkan terkadang setelah salat tarawih dan subuh diisi oleh saya semua. Namun ada pengalaman yang sangat unik sekali, entah kejadian ini harus saya banggakan atau malah saya harus merasa sedih kareana pengalaman itu adalah masalah tentang imam. Alhamdulillah selama ramadhan disana saya hanya kultum, adzan, mengajar TPA, sedangkan untuk masalah imam salat tarawih pasti sudah ada yang maju. Jadi selama ramadhan saya tidak pernah menjadi imam tarawih dan juga termasuk salat magrib dan isyanya. Disatu sisi mungkin saya harus bangga karena para tokoh disana bisa saling mengisi untuk menjadi imam salat tarawih, namun di sisi lain saya merasa sedih karena dari semua tokoh yang menjadi imam salat tarawih, magrib dan isya itu bacaannya kurang benar bahkan mungkin tidak hanya kurang benar tapi memang benar-benar tidak benar alias salah entah itu dari segi panjang pendeknya, makharijul hurufnya dan bahkan ada salah satu bapak yang menjadi imam yang salah membaca lafdz al-Quran dan itu ternyata sudah kebiasaan bapak itu. Saya pernah memikirkan tentang masalah kenapa banyak sekali dari para bapak tokoh yang menjadi imam itu banyak sekali kesalahan dalam bacaannya ketika imam itu, saya berpikir mungkin bapak-bapak itu menghafal surat-surat dengan melihat tulisan al-Qur’an yang diindonesiakan bukan menghafal dari al-Qur’an yang bahasa arabnya karena memang benar-benar panjang pendeknya banyak yang salah. Namun pikiran itu saya tepis lagi karena tentu saya tidak mau su’udzah.
Satu pengalaman lagi yang sangat menarik bahwa pada malam pertama saya bermalam di tempat MH saya, disana langsung ada acara seperti acara kirim doa atau mungkin bisa dikatakan yasinan yang tujuannya untuk mengirimkan doa kepada yang sudah meninggal. Pada saat itu karena yang mengadakan acara itu adalah tuan rumah saya sendiri, sayapun mengikuti acara tersebut dan inilah pertamakalinya saya mengikuti acara yang disebut orang-orang sebagai yasinan. Setelah itu saya berpikir mungkin acara seperti ini hanya akan terjadi sekali saja, namun ternyata pada malam jum’at berikutnya, acara itu ada lagi namun bukan dirumah tuan rumah saya melainkan dimasjid. Selidik punya selidik ternyata acara tersebut sudah menjadi kegiatan rutin masyarakat disana.
Untuk khutbah jum’at saya pernah sekali maju, itupun karena yang menjadi jadual khutbahnya terlambat sampai sudah jam 12:00 belum datang padahal jam segitu khatib sudah harus naik mimbar namun dikarnakan belum datang akhirnya saya yang ditunjuk.
Masyarakat disana memiliki suatu kebiasaan social yang sangat bagus sekali, diantaranya dalam hal kerja sama atau gotong royong. Setiap jumat pagi masyarakat berbondong-bondong membersihkan halaman rumah masing-masing dan setelah itu mereka membersihkan jalan desa bersamaan.
Kegiatan sore TPA, awal mula TPA anak-anak yang kira-kira berjumlah hampir 40 anak sangat menurut ketika diajari, namaun ternyata lama kelaman anak-anak itu agak sedikit mengeluarkan kenakalannya namun hal itu saya anggap suatu kewajaran. Adapun yang menjadi pengajar disana hanya saya sendiri, namun sesekali memang pernah dibantu oleh pak RT dan mahasisiwa UGM yang kebetulan sedang KKN. TPA disana hanya musiman saja, yaitu musim ramadhan saja selain ramadhan tidak ada TPA. Di akhir sebelum saya kembali pulang ke jogja saya mengadakan evaluasi belajar dengan mengadakan beberapa lomba seperti lomba adzan, hafalan surat pendek, merangkai ayat al-Quran dan lomba cerdas cermat agama (CCA). Ketika itu dari mulai pembuatan soal sampai pembagian hadiah semunya dikerjakan oleh saya sendiri karena remaja disana memang ketika itu sedang sekolah dan memang tidak aktif. Saya pernah mencoba kepada mereka untuk mengadakan taduarus setelah tarawih karena disana kegiatan ini belum menjadi kebiasaan, jadi setelah tarawih jamaah semuanya langsung pulang. Namun ternyata tidak ada respon dari mereka akhirnya kegiatan itu pun tidak berjalan. Memang sebelumnya saya sudah diceritakan oleh tuan rumah saya bahwa masyarakat sini agak susah untuk diajak.
Untuk kendala yang saya hadapi mungkin tidak terlalu banyak hanya saja mungkin saya agak harus bisa mengolah cara penyampaian saya agar ketika saya menyampaikan materi saya tidak menyinggung antara NU dan Muhammadiyah, karena sebelumnya saya sudah diingatkan oleh pa kiai NU disana jangan sampai membawa-bawa NU dan Muhammadiyah disini. Jadi saya agak kagok. Kemudian selanjutnya, karena disana tempatnya dekat dengan obkek wisata pantai khususnya anak-anak dan remaja agak susuah untuk diajak untuk mengadakan suatu kegiatan baik pada ramadhan seperti tadarus bareng dll. Dan karena kurangnya guru TPA saat itu saya agak kesusahan mencari juri untuk perlombaan ramadhan yang merupakan evaluasi belajar selama ramadhan.
Dihari terakhir sebelum pulang kebetulan hari itu hari libur sekolah, jadi anak-anak TPA mengajak perpisahan dan pergi kepantai baron dengan berjalan kaki. Setelah kami samapai di pantai, saya membuat beberapa permainan, yaaa seperti out bond gitu. Khusus untu anak laki-laki kita main bola dipantai dan ini juga pengalaman yang sangat berkesan, karena ini pertamakalinya saya berpain bola di pasir pantai dan teryata sangat berat menggiring bola dan susah sekali. Ketika saya akan pulang ke jogja tidak saya duga-duga ternyata anak-anak sudah menyiapkan kado buat saya sebagai kenang-kenangan. Akhirna setelah itu saya pulang kejogja kembali.



3 komentar:

  1. sebuah erita yang mengispirasi ust.. heheheh

    ReplyDelete
  2. Buat pembaca yg memerlukan support EO dan talent utk Ramadhan atau selanjutnya, boleh kontak kami. Kami siap membantu dari konsep, planning, hingga eksekusi. Dengan pengalaman dan dedikasi kami, event Anda akan ditangani secara cermat. Kami menerapkan Management by Objective utk event Anda di antaranya corporate gathering, customer gathering, CSR, promotional, pengajian, pameran, expo, lomba, fashion show, buka bersama, maupun PR event. Bagi yang memerlukan penceramah, qori-qori'ah, muballigh, marawis, pemusik islami, dll Call 082154050790 atau klik www.zigra.co.id. Thx

    ReplyDelete

Powered by Blogger.